Pendiri Kerajaan Majapahit

Sejarah, dan Raja Pertama

Majapahit merupakan salah satu kerajaan Hindu Budha yang terakhir berada di Nusantara dan eksis pada abad sekitar 13 hingga 16. Dalam sejarahnya, Majapahit dianggap sebagai salah satu dari kerjaan terbesar dengan wilayah yang mencakup hampir seluruh nusantara.

 

Majapahit didirikan pada tahun 1293 oleh Raja pertamanya yaitu Raden Wijaya menantu dari Kertanegara dan raja terakhir dari Singasari. Nah, siapa sih sosok pendiri Kerajaan Majapahit ini? Simak penjelasan mengenai Raden Wijaya, raja pertama Kerajaan Majapahit yaa!

 

Sejarah Raden Wijaya, Sang Pendiri Majapahit



Raden Wijaya memiliki nama asli Sang Naraya Snggramawijaya. Ayah dari Raden Wijaya adalah seorang pangeran yang berasal dari Kerajaan Sunda Galuh bernama Rakyan Jayadarma. Sedangkan ibu dari Raden Wijaya adalah Syah Lembu Tal yaitu cucu dari Ken Arok sang pendiri Kerajaan Singasari.

 

Baik dari pihak ibu maupun ayah, keduanya telah memiliki darah kerajaan Sunda yang mengalir dan mewariskannya kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya sebenarnya memiliki peluang untuk dapat mewarisi takhta dari Kerajaan Sunda Galuh. Akan tetapi, Raden Wijaya lebih memilih untuk mengabdi ke tempat asal ibunya yaitu Kerajaan Singasari pada era pemerintahan Raja Kertanegara.

 

Pilihan Raden Wijaya untuk mengabdi di Kerajaan Singasari tentu bukan keputusan asal-asalan. Sebab, Raden Wijaya adalah menantu dari Kertanegara, bahkan kisah asmara dari Raden Wijaya dengan putri dari Raja Kertanegara juga sempat dituliskan dalam  Kitab Negarakertagama serta Kitab Pararaton.

 

Dalam Kitab Negarakertagama, disebutkan bahwa Raden Wijaya menikah dengan empat putri Kertanegara yaitu Gayatri, Jayendradewi, Nerendraduhita serta Tribhuwaneswari. Permaisuri yang terpilih dari empat putri tersebut adalah Tribuwaneswari sedangkan tiga lainnya adalah selir Raden Wijaya.

 

Namun dalam Kitab Pararaton, disebutkan bahwa Raden Wijaya hanya menikahi dua dari putri Kertanegara. Akan tetapi, Raden Wijaya juga menikahi seorang putri dari Kerajaan Dharmasraya dari Sumatera bernama Dara Petak. Putri Dara Petak kemudian dibawa oleh Raden Wijaya dalam ekspidisinya bernama Ekspedisi Pamalayu di tanah Melayu pada tahun 1275 hingga 1286 M.

 

Dari pernikahan dengan Dara Petak, Raden Wijaya memiliki soerang putra yang ia beri nama Jayanegara. Akan tetapi menurut Prasasti Sukamerta serta Prasasti Balawi, Jayanegara dadalah putra dari Raden Wijaya dengan permaisuri Tribhuwaneswari.

 

Dengan selirnya, yaitu Gayatri, Raden Wijaya memiliki dua orang putri yaitu Dyah Ditarja atau dikenal pula dengan nama Tribhuwana Wijayatunggadewi serta Dyah Wiyat atau dikenal dengan nama Rajadewi Maharajasa.

 

Jayanegara sebagai putra Raden Wijaya kemudian akan meneruskan kekuasaan ayahnya sebagai raja kedua dari Kerajaan Majapahit. Sedangkan Tribhuwana Wijayatunggadewi kemudian menjadi penguasa ketiga di Kerajaan Majapahit.

Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.

 

Kisah Raden Wijaya Gagal Menyelamatkan Singasari

 

Pada tahun 1292 M terjadi pemberontakan kepada Kerajaan Singasari yang diprakarsai oleh Bupati Gelang-gelang yang kini menjadi Madiun nama Bupati tersebut adalah Jayakatwang. Dalam Kitab Paranton dikisahkan bahwa Jayakatwang mengirim pasukannya bernama Jaran Guyang untuk menyerbu Kerajaan Singasari dari arah utara.

 

Kemudian, Raja Kertanegara yang mengetahui rencana Jayakatwang pun memerintahkan menantunya yaitu Raden Wijaya untuk memimpin pasuka Singasari yang bertujuan untuk menangkal serangan dari pasukan Jayakatwang. Namun, pergerakan dari pasukan Jaran Guyang hanyalah taktik dari Jayakatwang semata.

 

Ketika dikirim oleh Raja Kertanegara, Raden Wijaya memang berhasil mengalahkan pasukan Jaran Guyang. Akan tetapi, Jaran Guyang adalah pasukan kecil yang dikirim oleh Jayakutwang sebagai pengalihan agar pertahanan di ibu kota Singasari yang kini adalah Malang kosong oleh pasukan.

 

Jayakatwang yang cerdik pun lantas segera mengirimkan pasukan yang lebih besar ke Singasari. Karena sebagian besar dari kekuatan militer Singasari dipimpin oleh Raden Wijaya tak kunjung kembali, pasukan kedua Jayakatwang pun akhirnya berhasil menduduki istana Singasari, bahkan Raja Kertanegara terbunuh dalam pemberontakan tersebut.

 

Di sisi lain, pasukan yang dipimpun oleh Raden Wijaya telah tercerai berai usai mengetahui bahwa Singasari jatuh dan Kertanegara telah tewas dalam pemberontakan. Bersama para pengikutnya yang masih setia dan beberapa pasukan tersisa, Raden Wijaya kemudian melarikan diri ke dalam hutan di sekitar Sungai Brantas.

 

Karena taktik cerdik dari Jayakatwang tersebutlah, Raden Wijaya pun gagal menyelemarkan Kerajaan Singasari dari serangan pemberontakan. Usai Jayakatwang melumpuhkan Kertanegara, Raden Wijaya pun mengabdi pada Jayakatwang dengan membawa dendam untuk kembali merebut takhta.

 

Sebelum diterima oleh Jayakatwang, Raden Wijaya sebelumnya kabur bersama tiga sahabatnya yang beranama Nambi, Sora dan Ranggalawe. Ketika melarikan diri tersebut, Raden Wijaya serta sahabatnya diterima oleh Arya Wiraraja.

 

Ketika bersembunyi, Raden Wijaya pun mendapatkan saran maupun bantuan dari Arya Wiraraja untuk kembali ke Singaraja dengan berdalih bahwa dirinya ingin mengabdi kepada Jayakatwang. Atas pengakuan Raden Wijaya tersebutlah, Jayakatwang pun menerimanya dan bahkan memberikan sebuah wilayah yang bernama Hutan Tarik. Usai mendapatkan wilayah tersebut, Raden Wijaya pun membabat Hutan Tarik dan menjadikannya sebuah pedesaan. Raden Wijaya juga menemukan sebuah buah maja yang memiliki rasa sangat pahit. Dari buah pahit tersebutlah, Raden Wijaya pun memberikan pedesaan tersebut nama Majapahit.

 

Meskipun mengaku ia akan mengabdi, Raden Wijaya masih memiliki dendam pada Jayakatwang dan memiliki kesempatan ketika pasukan Mongol yang dikirimkan oleh Kubilai Khan datang untuk menghukum Kertanegara. Namun, karena Kertanegara telah tewas, 20.000 pasukan yang dibawa oleh Mongol pun diajak oleh Raden Wijaya untuk balik menyerang Jayakatwang.

 

Raden Wijaya mengaku bahwa apabila meraih kemenangan, maka ia pun akan tunduk pada Kubilai Khan. Namun usai berhasil menyingkirkan Jayakatwang, Raden Wijaya pun langsung menyerang pasukan Mongol. Serangan mendadak tersebut kemudian membuat pasukan Mongol memilih untuk meninggalkan Jawa saat itu.

 

Membangun Kerajaan Majapahit dan Wafatnya Raden Wijaya

 

Dari wilayah yang diberikan oleh Jayakatwang tersebutlah sebuah desa bernama Majapahit bentukan Raden Wijaya muncul dan akhirnya menjadi sebuah kerajaan besar. Desa tersebut berada di dekat Sungai Brantas yang aliran airnya melalui beberapa daerah di Jawa Timur seperti Blitar, Malang, Tulungagung, Jombang, Kediri bahkan hingga Mojokerto. Sungai Brantas sendiri adalah sungai terpanjang kedua yang ada di Jawa setelah Bengawan Solo.

 

Usai berhasil mengalahkan Jayakatwang bersama pasukan Mongol dan mengusir pasukan Mongol, Raden Wijaya kemudian mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Majapahit pada tahun 1293 dengan pusat pemerintahan berada di Mojokerto. Ketika mendeklarasikan Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya kemudian menjadi raja pertama dengan gelar yang ia dapatkan adalah Kertajasa Jayawardhana pada tahun 1293 hingga tahun 1309.

 

Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya pun berhasil berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dan memiliki wilayah yang luas sebab Raden Wijaya pandai mengambil hati para penduduk dari Daha serta Tumapel.

 

Pengikut Raden Wijaya yang setia pun turut berperan dalam mendirikan Kerajaan Majapahit dan kemudian diangkat oleh Raden Wijaya sebagai para pejabat tinggi dalam pemerintahan di Kerajaan Majapahit.

 

Akan tetapi, masa pemerintahan Raden Wijaya diperkeruh oleh hadirnya seseorang bernama Mahapati yang gemar mengadu domba. Karena adu domba dari Mahapati tersebutlah, kemudian perang antara pasukan Majapahit dengan Ranggalawe serta sabahat Raden Wijaya lainnya pun terjadi.

 

Dalam peperangan yang melibatkan sahabat Raden Wijaya, Ranggalawe serta Lembu Sora kemudian terwas. Lalu menurut  Kitab Negarakertagama, Raden Wijaya pun meninggal pada tahun 1309 usai 16 tahun memerintah dan menguasai Kerajaan Majapahit.

 

Untuk mengenang Raden Wijaya sebagai pendiri dari Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya kemudian dijadikan candi di Antahpura dengan arca Jina serta di Simping dengan arca Siwa. setelah Raden Wijaya wafat, putranya bernama Jayanegara pun mengambil alih takhta.

 

Kerajaan Majapahit kemudian semakin jaya serta berkembang ketika dipimpin oleh cucu dari Raden Wijaya yaitu Hayam Wuruk dengan gelar Sri Rajasanagara yang menjabat sebagai raja pada tahun 1350 hingga 1389. Hayam Wuruk saat itu didampingi oleh seorang mahapatih bernama Gajah Mada yang kemudian memiliki ikrar terkenal yaitu Sumpah Amukti Palapa.

 

Pada era Hayam Wuruk serta Gajah Mada tersebutlah, Kerajaan Majapahit kemudian menjadi salah satu kerajaan besar yang berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah Nusantara serta kawasan lain yang berada di sekitar Nusantara.

Rekomendasi situs tempat bermain slot terpercaya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top